"5 Venomena Langit yang Mengejutkan dan Menghebohkan Manusia yang terjadi di Tahun 2011"

Inilah beberapa Venomena terjadi di langit kita, mulai dari kejadian yang datang dari Bulan, Awan, Planet, Asteroid, hingga Meteor. Beberapa diantaranya tampak begitu indah dan menakjubkan. Namun beberapa kejadian lainnya ada yang di hubungkan dengan terjadinya bencana alam yang kebetulan terjadi tak berselang lama setelah terjadinya Venomena tersebut. Dan dari sekian banyak Venomena langit yang terjadi di tahun 2011, Berikut saya telah merangkumnya dalam "5 Venomena langit yang terjadi di tahun 2011".



  • Super Moon
Di awali dengan Venomena langit Super Moon yang sangat banyak menarik perhatian masyarakat luar, Super Moon yaitu sebuah venomena ketika bulan tampak lebih besar dari biasanya tepatnya 7% lebih besar. Venomena ini terjadi hari Sabtu 19 Maret dan Minggu 20 Maret 2011 (dini hari). Super Moon terjadi ketika bulan berada di jarak paling dekat dengan bumi, yaitu hanya sekitar 356.377 km atau 30.000 km lebih dekat daripada rata-rata antara Bulan dan Bumi.


Karena waktunya yang berdekatan, Super Moon sempat di duga sebagai salah satu Gempa dan Tsunami di Jepang pada 11 Maret 2011 lalu, selain itu juga penyebab tingginya gelombang laut. Namun Ilmuan membuktikan bahwa dampak dari Super Moon tidaklah mengerikan.

  • Gerhana Bulan Total
Selanjutnya peristiwa terjadinya Gerhana Bulan Total, menjadi Venomenal di langit berikutnya. Di tahun 2001 ini telah terjadi 2 Gerhana Bulan Total, yaitu pada tanggal 06 Juni dan 10 Desember 2011, pada pukul 9 malam Waktu Indonesia bagian Barat. Ketika Gerhana Bulan Total di bulan Juni hampir usai, terlihat Planet Jupiter menghiasi Langit dan di sebut-sebut sebagai Gerhana Bulan Total terbaik di tahun 2011.


Sementara itu Gerhana Bulan Total di bulan Desember relatif tidak bisa di pastikan, karena cuaca yang mendung dan hujan. Wilayah Jakarta, Djogjakarta, sebagian Jawa Tengah, dan Samarinda adalah wilayah yang masih bisa menyaksikan Gerhana walaupun sedikit terganggu oleh awan yang sedikit mendung.

  • Hujan Meteor
Selanjutnya Venomena Hujan Meteor, sepanjang tahun 2011 sebenarnya telah terjadi beberapa kali Hujan Meteor. Namun yang menarik pada bulan Ramadhan lalu yaitu di bulan Agustus lalu telah terjadi 2 kali Hujan Meteor, masing-masing adalah Hujan Meteor Presil dan Hujan Meteor Eta Aquaris yang mencapai puncaknya pada tanggal 13 Agustus 2011 lalu. Menurut kepala Observatorium Boska Hasim Elmalasan, Hujan Meteor yang terjadi di 13 Agustus 2011 ini terkait dengan rasi bintang persius. Puncaknya mulai pada pukul 00.30 dan 02.00 - 02.30 WIB tahun ini adalah Hujan Meteor yang total.



Namun Hujan Meteor Presil yang muncul di arah timur utara langit, kemunculannya akan lebih spektakuler di banding Hujan Meteor sebelumnya. Karena dalam waktu 1 jam bisa disaksikan setidaknya 50 Meteor yang jatuh. Selain itu karena cuaca yang sedang cerah, kita bisa menyaksikannya dengan mata telanjang. Hujan Meteor merupakan Venomenal Alam yang biasa terjadi setiap tahun, dalam setahun setidaknya terjadi 6 sampai 8 kali Hujan Meteor.

  • Purnama Jupiter
Selanjutnya adalah peristiwa Purnama Jupiter, ternyata bukan bulan saja yang dapat mengalami Purnama, Planet Jupiter pun dapat mencapai Purnama alias dapat terlihat penuh dan berukuran sedeikit lebih besar. Purnama Jupiter terjadi saat Planet Jupiter beada pada jarak lebih dekat dengan bumi, yaitu 629 km. Dalam peristiwa ini, posisi Bumi, Jupiter , dan Matahari berada dalam satu garis lurus dan Purnama Jupiter terjadi pada 28 Oktober 2011 lalu.


Pada saat Purnama, Jupiter tampil dengan M-min 28, di saat itulah Planet terbesar di Tata Surya ini bersinar terang hinggga dapat terlihat mata telanjang di Jakarta yang polusi cahayanya begitu besar, dan peristiwa Purnama Jupiter kali ini adalah merupakan yang terbaik dalam 11 tahun terakhir.

  • Langit Terbelah
Selanjutnya adalah Venomena Langit Terbelah, pada pertengahan November lalu masyarakan kembali di hebohkan oleh Venomena Langit Terbelah di Pontianak - Kalimantan Barat, Venomena Langit Terbelah tahun lalu yang pernah terjadi di Djogjakarta dan Padang ini menurut peneliti utama Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional8, Thomas Jamaludin: adalah sebuah peristiwa yang di sebabkan oleh adanya Awan Kumulus Limbus atau awan hujan yang menjulang di ufuk atau  menumpuk di Horizon sehingga menghalangi cahaya matahri yang sedang terbit atau tenggelam.


Cahaya Matahari yang menjelang terbit atau yang baru terbaenam di hamburkan oleh atmosfer dan awan di sekitar ufuk sehingga langit terlihat berwarna merah tetapi karena ada sebagian cahaya yang terhalang oleh Awan Kulumbus Limus maka seolah ada garis celah yang membelah langit.